Kamis, 17 Juni 2010

Kumpulan Kata

MOTIVATOR


Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda

Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan

Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemanakah? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya

Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas

Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun

Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi

Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. Dan kalian adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yag termangu di depan cermin. Dan kalian adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu.

Manusia terbahagi dalam bangsa, negara dan segala perbatasan. Tanah airku adalah alam semesta. Aku warganegara dunia kemanusiaan.

Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama. Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan

Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di situlah terletak kehormatan dan pahalaku.

Kesepianku lahir ketika orang-orang memuji kelemahan-kelemahanku yang ramah dan menyalahkan kebajikan-kebajikanku yang pendiam

Kebijaksanaan tidak lagi merupakan kebijaksanaan apabila ia menjadi terlalu angkuh untuk menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali dirinya sendiri


Penderitaan yang menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus kesadaran- seperti pecahnya kulit buah supaya intinya terbuk,a merekah bagai sinar matahari yang tercurah.
Kalian memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan. Jika hati kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan daripada kesenangan.
Banyak di antara yang kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri - ubat pahit kehidupan agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan teguk habis ramuan pahit itu dengan cekal dan tanpa bicara.

Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya
Ada orang mengatakan padaku, "Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan." Kujawab,"Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan."

Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan kerana alasan duniawi dan dipisahkan di hujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan.

Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu..

Mengungkapkan sesuatu bukan dengan nyata, tapi dengan maya jiwa. pemahaman kata yang sempurna “karena hal terindah di dunia tidak terlihat”.

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta.

"Jangan tunggu fakta mengungkapkan dirinya, tetapi bergeraklah untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya, sebelum terlambat

Cara sukses

Yang mana mau kita lakukan??? Atau sudah ada di diri kita..

Sukses bermula dari mental. Anda bisa saja miskin namun jika Anda yakin bahwa Anda bisa sukses, maka itulah yang akan Anda raih. Demikian juga sebaliknya, jika seseorang terlahir kaya, namun tidak memiliki mental sukses, maka kelak ia pun bisa jatuh melarat.

Tak peduli apa pun yang menjadi profesi kerja Anda sekarang, apakah karyawan rendahan atau bos sekalipun, Anda bisa meraih sukses dengan mengembangkan 50 kebiasaan sukses ini. Namun, ingat juga bahwa ukuran kesuksesan bukanlah uang, melainkan mental puas itu sendiri.

1.Carilah dan temukan kesempatan di mana orang lain saat orang lain gagal menemukannya.

2.Orang sukses melihat masalah sebagai bahan pembelajaran bukannya kesulitan belaka.

3.Fokus pada solusi, bukan berkubang pada masalah yang ada.

4.Menciptakan jalan suksesnya sendiri dengan pemikiran dan inovasi yang ada.

5.Orang sukses bisa merasa takut, namun mereka kemudian mengendalikan dan mengatasinya.

6.Mereka mengajukan pertanyaan yang tepat, sehingga menegaskan kualitas pikiran dan emosional yang positif.

7.Mereka jarang mengeluh.

8.Mereka tidak menyalahkan orang lain, namun mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.

9.Mereka selalu menemukan cara untuk mengembangkan potensi mereka dan menggunakannya dengan efektif.

10.Mereka sibuk, produktif, dan proaktif, bukan luntang-lantung.

11.Mereka mau menyesuaikan diri dengan sifat dan pemikiran orang lain.

12.Mereka memiliki ambisi atau semangat.

13.Tahu benar apa yang diinginkan.

14.Mereka inovatif dan bukan plagiat.

15.Mereka tidak menunda-nunda apa yang ada.

16.Mereka memiliki prinsip bahwa hidup adalah proses belajar yang tiada henti.

17.Mereka tidak menganggap diri sempurna sehingga sudi belajar dari orang lain.

18.Mereka melakukan apa yang seharusnya, bukan apa yang mereka mau lakukan.

19.Mereka mau mengambil resiko, tapi bukan nekat.

20.Mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan segera.

21.Mereka tidak menunggu datangnya keberuntungan, atau kesempatan. Merekalah yang menciptakannya.

22.Mereka bertindak bahkan sebelum disuruh/ diminta.

23.Mereka mampu mengendalikan emosi dan bersikap profesional.

24.Mereka adalah komunikator yang handal.

25.Mereka mempunyai rencana dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan.

26.Mereka menjadi luar biasa karena mereka memilih untuk itu.

27.Mereka berhasil melalui masa-masa berat yang biasanya membuat orang lain menyerah.

28.Mereka tahu apa yang penting bagi mereka dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa.

29.Mereka memiliki keseimbangan. Mereka tahu bahwa uang hanya alat, bukan segalanya.

30.Mereka paham betul pentingnya disiplin dan pengendalian diri.

31.Mereka merasa aman karena mereka tahu mereka berharga.

32.Mereka juga murah hati dan baik hati.

33.Mereka mau mengakui kesalahan dan tidak segan untuk minta maaf.

34.Mereka mau beradaptasi dengan perubahan.

35.Mereka menjaga kesehatan dan performa tubuh.

36.Mereka rajin.

37.Ulet

38.Mereka terbuka dan mau menerima masukan dari orang lain.

39.Mereka tetap bahagia saat menghadapi pasang surut kehidupan.

40.Mereka tidak bergaul dengan orang-orang yang salah/ merusak.

41.Mereka tidak membuang waktu dan energi emosional untuk sesuatu yang di luar kendali mereka.

42.Mereka nyaman bekerja di tempat yang ada.

43.Mereka memasang standar yang tinggi bagi diri sendiri.

44.Mereka tidak mempertanyakan mengapa mereka gagal namun memetik pelajaran dari itu semua.

45.Mereka tahu bagaimana harus rileks, menikmati apa yang ada, dan mampu bersenang-senang dalam kecerobohan sekalipun.

46.Karir mereka bukanlah siapa mereka, itu hanyalah pekerjaan.

47.Mereka lebih tertarik pada apa yang efektif ketimbang pada apa yang mudah.

48.Mereka menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.

49.Mereka menyadari bahwa mereka bukan hanya makhluk hidup belaka, namun juga makhluk rohani.

50..Mereka melakukan pada yang mereka katakan.

Jadi, apakah ada beberapa kebiasaan yang sudah menjadi bagian dari hidup Anda saat ini?! Jika ada, kembangkan itu, dan tambahkan peluang sukses Anda dengan melakukan yang lain.

Ingat, sukses bukanlah milik orang yang tidak pernah gagal, melainkan milik orang yang tidak pernah menyerah

Solusi Penghilang Stress

Solusi Penghilang Stress

Berangkat kerja dalam kondisi macet,setumpuk kerjaan kantor, pulang masih macet lagi, tagihan bulanan menumpuk di meja, kurang tidur, dan terus berulang lagi esok harinya. Stop! Anda bisa terserang stress dan kesehatan bisa terancam. Hargai diri Anda sendiri! Lakukan salah satu dari 15 solusi alami cepat dan mudah penghilang ketegangan dan stress berikut ini. 1.MINUM THE Minum teh terbukti mampu mempengaruhi tingkat hormon stress dalam tubuh. Para peneliti Inggris menemukan bahwa orang yang meminum teh berhasil sembuh dari stress lebih cepat daripada mereka yang minum selain teh. Teh mengandung catechins, polyphenols, flavonoids dan asam amino yang mampu mempengaruhi neurotransmitter otak dan mengurangi level cortisol (hormon stress) dalam darah. 2.GO NuTS Bukan menjadi gila artinya, tetapi konsumsilah kacang-kacangan. Kacangkacangan kaya akan tryptophan dan magnesium, dua nutrisi kunci yang mendukung produksi serotonin. Bahkan kacang almond kaya dengan nutrisi penghilang stress seperti berbagai vitamin B, zinc, vitamin E and antioksidan 3.Mengusap telinga Menurut Ayurveda, sebuah ilmu kehidupan India berusia 5 ribu tahun terdapat titik-titik marma (serupa dengan titik-titik akupunktur) pada telinga yang berhubungan dengan beberapa bagian tubuh, ungkap Lissa Coffey, pengarang/produser DVD Dosha Yoga. Usaplah lingkaran daun telinga Anda untuk mengurangi ketegangan (tangan kanan pada telinga kanan dan tangan kiri pada telinga kiri). 4. Menghirup aromaterapi Aromaterapi memiliki efek penenang yang seketika dapat meredakan ketegangan. Beberapa aroma yang terbukti mengurangi stress adalah lavender, lemon balm, chamomile dan geranium. Carol Duncan, aromaterapis dan pemilik Massage Central, menyarankan untuk meletakkan kapas yang ditetesi minyak aromaterapi beberapa senti dekat kipas angin, bilik AC, pemanas, dan di bawah jok mobil. Aromanya akan tercampur di udara ruangan sebagai terapi Anda. 5. Mengkonsumsi vitamin C Para peneliti dari University of Alabama menyatakan bahwa vitamin C mampu mengurangi level hormon stress dalam darah, sehingga akhirnya meredakan respon tubuh terhadap stress. Beberapa penelitian juga menyatakan konsumsi 1.000mg vitamin C sangatlah membantu. 6. Self-administer acupressure Yang dimaksud adalah penekanan titiktitik tubuh dengan tangan atau jari sendiri. Susan Lark, M.D., ahli pengobatan terpadu dan kesehatan wanita, memberi contoh: Letakkan jari tangan kiri pada dasar tengkorak kepala, lalu turunkan selebar satu jari,lalu geser ke kiri selebar satu jari juga.Posisikan jari tangan kanan pada posisi yang sama di bagian kanan. Lalu tekan kedua titik tersebut selama 1-3 menit. Menurut Dr. Lark, titik penghilang stress yang kedua terletak selebar empat jari di bawah tempurung lutut, lalu melebar satu jari ke arah luar tulang kering Anda. 7. Makan buah berry Blueberry, blackberry dan jenis berry lainnya mengandung beberapa antioksidan alami terkuat dan penuh vitamin C, menjadikannya penghilang stress yang manjur. Stress membuat tubuh melepaskan radikal bebas (molekul oksigen tak stabil perusak sel normal) dan antioksidan mampumembantu menetralkan molekulmolekul berbahaya tersebut 8. Berpose yoga “Ketika kita stress, otot cenderung menegang dan menekuk dada ke dalam kata Lissa Coffey, pengarang/produser DVD Dosha Yoga. Lissa menganjurkan gerakan melipat kedua tangan (seperti posisi berdoa) di belakang punggung, lalu tarik bahu/pundak ke belakang, miringkan kepala ke belakang dan bernafaslah yang dalam. 9. Merentang gerakan seimbang Gerakan lain yang disarankan Lissa adalah duduk di kursi dengan posisi kaki kiri menapak di lantai. Letakkan pergelangan kaki kanan di atas lutut kaki kiri, lalu miringkan badan ke depan untuk merentang. Tahan selama mungkin, lalu membungkuk sedikit lagi ke depan. Ulangi dengan berganti posisi kaki. Pose ini mampu membuka pinggul dan keseimbangan yang meregangkan otot, tambah Lissa 10. Kondisikan pikiran kembali Maksudnya adalah menanamkan sebuah konteks berbeda dalam situasi Anda, kata Dr. Jay Winner, M.D., pengarang buku Take the Stress Out of Your Life. Misalnya ketika Anda sedang dalam antrian panjang yang sibuk, manfaatkan kondisi tersebut untuk menenangkan pikiran dengan berkenalan atau berbincang-bincang dengan orang di sebelah Anda. Sebuah pemikiran positif dapat menetralkan perubahan psikologis (penyebab stress) yang berbahaya bagi tubuh. 11. Makan karbohidrat kompleks Karbohidrat kompleks mampu mendongkrak level serotonin sehingga menjaga perasaan tenang dan relaks tetap kuat lebih lama. Karbohidrat kompleks meliputi makanan dan sereal berbutir utuh (whole-grain) seperti roti gandum utuh, oat dan beras merah serta jenis polong-polongan seperti kacang hijau,kedelai dan lentil (miju-miju). 12. Latihan 10 repetisi Redakan ketegangan Anda dengan spontan melakukan 10 repetisi push-up, sit-up,jumping-jack, atau gerakan latihan instan apa saja sehingga peredaran darah lebih lancar mengalir dalam tubuh. Hormon endorfin yang berfungsi sebagai pereda stress akan segera keluar membantu Anda lebih fresh. 13. Tertawa keras Menurut studi Irvine dari University of California, tertawa keras mampu mendongkrak hormon pereda stress dan meningkatkan hormon penyebab relaksasi sebuah efek yang bisa bertahan selama 24 jam. Bacalah komik/ cerita lucu atau bercandalah singkat dengan rekan kerja sampai Anda tertawa dan merasa lebih rileks untuk bekerja kembali. 14. Mengkonsumsi makanan pembuat senang Beberapa makanan mengandung senyawa yang membantu tubuh memproduksi neurochemicals sehingga mempengaruhi suasana hati (mood). Dr. Susan Lark,pengarang buku Hormone Revolution,berkata beberapa makanan yang memberi efek menenangkan diantaranya adalah daging kalkun (kaya tryptophan, taurine dan vitamin B6); biji labu, bayam, dan kedelai hitam (ketiganya kaya magnesium); pepaya (kaya vitamin C); dan pisang (kaya potassium). 15. Merasakan momen Fokuslah dengan apa yang ada di hadapan Anda. Manfaatkan indra untuk merasakan kondisi atau lingkungan. Dr. Jay Winner, M.D., pengarang buku Take the Stress Out of Your Life, mencontoh-kan ciumlah aroma makanan yang akan Anda makan selama sekitar 10 detik baru kemudian nikmati rasanya. “Atau dengan bertelanjang kaki, berjalanlah beberapa langkah dan rasakan tanah menyentuh kaki Anda, tambah Dr. Winner. Sensasinya akan meredakan ketegangan dan stress Anda. Selamat mencoba

Where did we come from?

Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say " Life is too short"
"The here and the now"
And " You`re only given one shot"
But could there be more
Have I lived before
Or could this be all that we`ve got?

(spririt carries on - dream theater)


Sepenggal awal lirik lagu ini sebenarnya merupakan pertanyaan yang selalu ada di benak kita yang mau berpikir. Pertanyaan yang sering mengganggu setiap perjalanan kita, termasuk perjalanan hidup ini. Mungkin bisa juga disebut pertanyaan usil namun penting, karena hingga kini disaat ilmu pengetahuan sudah jauh berkembang belum ada sebuah konsensus secara berjamaah yang memutuskan jawabannya.

Ketika sudah tidak mampu lagi menterjemahkan sesuatu hal, maka kita akan menyebutnya dengan Misteri. Tapi banyak orang yang ketika dihadapkan dengan sebuah misteri maka dia akan takluk dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Yang muncul kemudian adalah sikap pasrah dengan kondisi yang ada, tidak mau berbuat apa-apa lagi karena merasa awal dan akhir sebuah kehidupan tidak mampu mereka ketahui. Lalu ketika sudah berhadapan dengan Misteri kehidupan, maka kita kemudian akan menjadi manusia yang tidak mampu melihat, mendengar dan membaca tanda-tanda kehidupan. Dan kita sebutlah ketidakberdayaan itu menjadi sebuah bentuk kebetulan. Padahal tidak ada yang kebetulan dari setiap kejadian yang kita alamani. Hanya karena ketidakmampuan kita menterjemahkan Misteri itu saja kita menyebutnya kebetulan. Lalu haruskah menyerah dengan keadaan ketidakmampuan menterjemahkan misteri kehidupan itu?!

Suatu ketika, saat seorang sahabat kehidupan berdialektika secara imajiner dengan dirinya sendiri, dan muncullah sebuah kesimpulan sederhana tentang kehidupan. Bahwa ada orang yang sudah berjuang dengan sekuat tenaga, berjalan pada sebuah lintasan kecerdasan dan melewati lorong keikhlasan, toh akhirnya ketika Sang Waktu membuka tabir misterinya berujung pada hasil kegagalan. Tapi ada orang yang hanya membutuhkan sedikit usaha tanpa tenaga, berjalan pada sebuah lintasan keberuntungan, dan melewati lorong keangkuhan namun Sang Waktu membuka tabir misterinya dengan sebuah kesuksesan. Lalu, adilkah itu?

Bagi sahabat kehidupan menganggap itu adalah ketidakadilan dan bentuk lain dari pendzoliman. Tapi bagi Misteri kehidupan, menganggap itu adalah sebuah bentuk keadilan. Bahkan keadilan paling hakiki sebenarnya. Karena Manusia Pejuang dan Manusia Beruntung juga tidak pernah tahu awal dan akhir dari sebuah misteri kehidupan. Mereka sama-sama bergerak dengan cara masing-masing tanpa juga saling mengetahui akhir dari perjalanan kehidupan mereka sendiri.

Yaaaaah,,, begitu lah realitas kehidupan sebenarnya. Tidak selamannya mereka-mereka yang menanam benih lalu kemudian juga akan menuai buahnya. Bisa saja buah itu matang disaat si penanam tidak ditempat. Atau bisa saja ada anak kecil yang kebetulan lewat lalu mencurinya. Atau bisa saja takdir menghendaki buah itu mati sebelum ia matang. Begitu juga pejuang pejuang kemerdekaan, mereka juga tidak pernah tahu apakah negara ini sudah merdeka atau belum disaat peluru kematian hinggap di tubuh mereka.

Tapi paling tidak,,, ada keindahan menjadi pejuang menaklukkan misteri kehidupan ini. Kita akan belajar bagaimana sebuah proses dari awal menuju akhir itu sendiri. Dalam proses menjalani awal dan akhir kehidupan itu kita akan banyak melihat, mendengar, dan membaca tanda-tanda kehidupan yang bagi banyak orang tidak mampu mereka terjemahkan. Dan dengan anugrah bisa melihat, mendengar dan membaca tanda kehidupan itu akan memudahkan kita melalui jalan kehidupan yang penuh misteri ini.

Keindahan lain dari menjadi pejuang kehidupan ini adalah kita akan melalui setiap proses dengan konsisten dan tidak terburu-buru. Sikap tidak konsisten dan buru-buru itu akan membawa kita menghilangkan banyak sekali keindahan dalam melalui proses kehidupan ini. Seperti saat kita mengendarai mobil dengan kencang, kita tidak akan mampu melihat keindahan pemandangan disisi kita. Banyak pelajaran tentang hidup yang bisa kita dapatkan dengan memperhatikan lingkungan disekitar kita, dan itu hanya bisa dilakukan tanpa buru-buru.

Kembali ke penggalan lirik lagu diatas,,, kita tidak pernah tahu bagaimana awal dan akhirnya kehidupan ini. Tiga pertanyaan usil tapi penting tentang kehidupan (dari mana kita sebelum lahir, mengapa kita ada disini dan kemana kita setelah mati nanti) menyimpan bagian-bagian gelap yang tidak mampu dipecahkan. Maka cara tercerdas yang harus dilakukan adalah terus berikhtiar dan berjuang memecahkan misteri kehidupan dengan menjadi Pejuang Kehidupan dan menikmati keindahan dari proses perjuangan itu. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa keindahan itu adalah bahasanya Tuhan. Artinya jika kita sudah bisa melihat keindahan dari sebuah perjuangan, walaupun perjuangan itu berat maka sebenarnya kita sudah berkomunikasi dengan Tuhan kita, pemilik dari Misteri Kehidupan ini.
Aku ingin menjadi ombak yang akan terus bergerak dan
Aku ingin menjadi samudera yang mampu menampung segalanya

Sumber: Intelektualkuldesak.com

Perkembangan Manusia

Perkembangan Manusia

Pada pembahasan jiwa (anima) diketahui bahwa manusia memiliki kesempurnaan dibanding makluk yang lain. Manusia dalam hidup mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun kejiwaan (fisiologis dan psikologis). Banyak faktor yang menetukan perkembangan manusia, yang mengakibatkan munculnya berbagai teori tentang perkembangan manusia. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1.Teori Nativisme
Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang mem pengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat –sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Jadi sifat manusia bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang pendidikan sebagai suatu yang pesimistis serta mendeskreditkan golongan manusia yang “kebetulan” memiliki keturunan yang tidak baik.

2.Teori empirisme
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang bahwa perkembangan individu dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan mulai dari lahir hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk pendidikan dan pergaulan. Penjelasan teori ini adalah manusia pada dasarnya merupakan kertas putih yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung pada apa yang akan dituliskan.
Pandangan teori ini lebih optimistik terhadap pendidikan, bahkan pendidikan adalh termasuk faktor penting untuk menenukan perkembangan manusia. Teori ini dipolopori oleh Jhon Locke.

3.Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari William Stern terhadap dua anak kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor mayor yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh faktor lingkungan.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke satu arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.

19 rahasia menjadi pribadi penuh pesona

Inilah 19 rahasia menjadi pribadi penuh pesona yang kami kembangkan dari pemikiran dr. Yul Iskandar, DSJ., MBAP.,MASRS., PhD. pendiri Yayasan Dharma Graha. Selamat mengikuti! 1. Berubahlah dengan waktu dan tempat!  Jangan selalu menuruti perasaan negatif, seperti: merasa bosan, lelah, jenuh, tersiksa dengan tempat atau masa lalu. Tersenyumlah, dan dunia akan tersenyum bersama anda! Menangislah, dan anda akan menangis sendirian! Mutiara kata ini mengisyaratkan agar kita selalu berbahagia dimana pun kita berada dan kapan pun. Jika kita merasa sebagai orang yang paling sedih atau menderita di dunia ini, yakinlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita daripada kita. 2. Carilah kenalan, teman, sahabat, relasi sebanyak-banyaknya! Sering-seringlah bepergian, menjelajahi dunia. Semakin sering anda bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, maka kepribadian anda akan semakin matang tanpa anda sadari. 3. Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri. Dengan cinta, hidup menjadi indah, persahabatan menjadi langgeng, dan silaturahmi tetap terbina. Tentunya cinta yang diberikan secara tulus tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan kecuali dari Allah semata. 4. Hargailah dan nikmatilah alam. Dengan menghargai alam, jiwa menjadi tenang. Dengan menikmati alam hati menjadi senang. Temukanlah rahasia sesuatu itu tampak menarik, misalnya: bunga yang mekar, surya yang bersinar, sawah yang terhampar. 5. Hargailah orang lain. Misalnya dengan cara membuatnya bahagia, tersenyum, tertawa, memberi pujian yang tulus. Membahagiakan orang lain akan membuatnya membahagiakan kita di saat yang tak terduga, percayalah! 6. Jaga tingkah laku. Banyaklah mendengarkan dan berpikir daripada berbicara, kecuali bila waktunya untuk berbicara. Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita, berarti setengah pertempuran hidup telah kita menangkan. 7. Jangan kekanak-kanakan. Sikap dewasa menunjukkan kepribadian yang kuat dan mempesona. Betapa banyak orang tua yang bahkan belum dewasa! Salah satu tanda kedewasaan seseorang antara lain adalah dari sikap, tutur kata, dan caranya di dalam mengambil keputusan secara arif dan bijaksana. 8. Jangan mencari kesalahan orang lain. Hidup kita terlalu singkat untuk melakukan hal ini. 9. Jangan rendah diri. Sudah seharusnyalah kita menerima dan memperbaiki kekurangan kita tanpa pernah merasa minder atau kecil di depan orang lain. Percayalah, tidak seorang manusia pun yang sempurna di muka bumi ini! 10. Jangan sombong. Ketahuilah bahwa selalu ada yang lebih daripada kita. Kesombongan menandakan kekosongan. 11. Kembangkan minat pada berbagai hal. Jangan membatasi diri anda, perluas bakat, minat, kemampuan, pengetahuan, dan keahlian anda. Memiliki satu keahlian atau spesialisasi akan terasa lebih baik dan sempurna jika ditunjang dengan keahlian dalam bidang yang lainnya, sehingga anda akan semakin "bersinar" dan penuh pesona. 12. Selalu baik pada orang lain. Jangan pernah merasa dendam sekalipun kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Cintailah yang di bumi, niscaya yang di langit akan mencintaimu. 13. Selalu belajar. Semakin sering anda belajar, maka semakin banyak yang anda ketahui. Ilmu ini dapat menjadi lahan amal bagi anda, sehingga anda merasakan nikmatnya berbagi dan indahnya ilmu. 14. Selalu mengikuti informasi dan perkembangan terkini tentang apapun.Dengan banyak mengetahui hal yang paling baru, maka anda akan tampil semakin percaya diri dan penuh pesona. Semakin banyak hal baru yang anda tahu, maka akan semakin banyak pula yang mencari dan mengejar anda...yakinlah! 15. Selalu tegap, sigap, dan siap. Posisi atau postur tubuh anda di dalam berkomunikasi dengan orang lain akan mengungkapkan siapa diri anda yang sebenarnya. Oleh karenanya, milikilah rencana, target, dan strategi (persiapan) yang matang dan semangat yang tak pernah pudar! 16. Selalu tersenyum pada orang lain. Orang akan lebih senang melihat wajah yang dihiasi senyuman daripada wajah yang selalu disertai ratapan atau keluhan. 17. Senang bekerja sama dengan orang lain. Inilah yang membuat jaringan (network) kita semakin luas, erat, dan kuat. 18. Senang menolong orang lain. Dengan gemar menolong orang lain, maka pada hakikatnya kita menolong diri kita sendiri. Semakin banyak orang yang kita tolong, maka akan semakin sering pula kita ditolong oleh Allah dengan cara-Nya yang tak terduga. 19. Terimalah nasib apa adanya. Tetaplah tenang dan tabah, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu" dan "roda itu berputar". Jangan suka mengeluh, menggerutu, atau bahkan mencaci-maki nasib. Jangan sampai berkata atau menganggap bahwa Allah itu tidak adil! Justru di sinilah letak keadilan-Nya. Dengan merenungi dan menerapkan semua hal di atas, maka menjadi pribadi penuh pesona saat ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil bagi diri anda. Jika masih belum percaya, cobalah!

Hakikat Manusia

A. Kesadaran Diri
Didalam filsafat kontemporer secara hakiki terpusat pada pribadi manusia. Boleh jadi, tanpa situasi historis kita tidak bisa memahami apa dan esensi diri yang sebenarnya. Al Qur'an membuka pintu dunia baru, tentang kesadaran diri secara berurutan sampai kepada kesadaran yang universal. Ungkapan ini tidak terikat oleh suatu aliran tertentu. Saat dimana muncul ketikan dihadapkan persoalan manusia terdorong untuk memikirkan eksistensi. Dimana keberadaannya bagaikan terlempar begitu saja. "Aku" yang kehilangan arah, berpaling dari dirinya sendiri, ia mawas diri dan menyelidiki dirinya. Demikianlah suatu motif yang mula-mula bersifat historis dan psikologis berubah menjadi suatu pertanyaan filosofis yang mendesak: "Siapakah aku ini? Dengan kegembiraan dan harapanku? Apakah tujuan hidup ini? Apakah artinya? Mengapa aku bereksistensi? Dan bukannya tidak bereksistensi?"
Mengemukakan masalah mengenai pribadi dalam ungkapan-ungkapan tersebut, berarti mengemukakan masalah kebebasan, masalah tanggung jawab. Hal ini membawa kita kepada penelitian mengenai dasar dari asal usul. Baik dari sisi kebebasan maupun dari sisi tanggung jawab. Hal tersebut akhirnya memunculkan masalah ketuhanan. Apakah Allah itu masuk dalam definisi manusia atau tidak? Apakah eksistensi manusia itu bersifat teosentris ataupun antroposentris? Partisipasi ataupun cukup dalam dirinya sendiri? Ada apakah dengan pernyataan ulama populer "man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu?" (barang siapa tahu akan dirinya, maka ia tahu akan Tuhannya).
Dalam arti yang sebenarnya, kata "eksistensi" berarti data kosmis, sejauh manusia yang terlibat secara aktif di dalamnya. Hubungan erat antara masalah manusia dan masalah ketuhanan, terlihat baik pada mereka yang mengingkari Allah maupun pada mereka yang mengikuti-Nya. Kecenderungan tersebut pada dasarnya merupakan naluri manusia yang tidak bisa dipungkiri dan merupakan fitrah manusia.
Mengatakan bahwa setiap pribadi memiliki naluri religiusitas dalam pengertian apapun, baik yang sejati maupun yang palsu. Sebenarnya adalah sama dengan mengatakan bahwa setiap pribadi memiliki naluri untuk berkepercayaan. Dalam tinjauan antropologi budaya, Naluri itu muncul berbarengan dengan hasrat memperoleh kejelasan tentang hidup ini sendiri dan alam sekitar yang menjadi lingkungan hidup itu. Karena itu setiap orang dan masyarakat pasti mempunyai keinsafan tertentu tentang apa yang dianggap "pusat" atau "sentral" dalam hidup seperti dikatakan oleh Mircea Elidae:
"Setiap orang cenderung, meskipun tanpa disadari mengarah kepusat dan menuju pusat sendiri, dimana ia akan menemukan hakekat yang utuh yaitu rasa kesucian. Keinginan yang begitu mendalam berakar dalam diri manusia untuk menemukan dirinya pada inti wujud hakiki itu di pusat alam, tempat komunikasi dengan langit --menjelaskan penggunaan dimana akan ungkapan pusat alam semesta"
Disini kita akan mencoba menelusuri secara beruntun dari dasar sekali. Al Qur'an menyebutkan dalam Surat Adz Dzariat 21:
"Dan juga pada dirimu, maka apakah kamu tiada memperhatikan"
Juga dalam surat Al Hijir 28-29:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya Ruh (cipataan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud". (QS Al Hijir 28-29).
Dalam kerangka ini kita mengambil garis yang jelas dari peristiwa kejadian manusia, dimana para makhluk baik itu setan maupun malaikat mempertanyakan kebijakan Allah yang akan menciptakan manusia, yang menurut pandangan malaikat "manusia" adalah makhluk yang selalu membuat keonaran dan pertumbahan darah (QS Al Baqarah 30). Tidak kalah sengitnya setan memprotes keberadaan manusia yang dipandang rendah, yang hanya diciptakan dari unsur tanah, sambil membanggakan dirinya yang dibuat dari api.
Dalam keadaan ini para malaikat gigit jari dan begitu terheran-heran: rahasia macam apa ini? Bumi yang hina-dina dipanggil kehadirat Zat yang maha tak terjangkau dengan segenap kehormatan dan kemuliaan ini.
Kelembutan illahi dan kebijakan Tuhan berbisik lembut ke dalam relung rahasia dan misteri malaikat,
"Aku tahu apa yang tidak kalian ketahui" (QS:2:30).
Raga manusia termasuk kedalam derajat terendah, sementara ruh manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti mengemban beban amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai kekuatan dalam kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan. Sebab tidak sesuatupun di dunia ini yang memiliki kekuatan yang mampu mengemban beban amanat. Mereka mempunyai kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifat-sifat ruhnya), bukan melalui raganya.
Karena ruh manusia berkaitan dengan derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia ruh yang menyamai kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu lainnya. Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling rendah, sehingga tidak sesuatupun di dunia jiwa bisa mempunyai kekuatannya, entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja, tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan sifat "dua tangan-Ku". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa sifat illahi.
Penjelasan diatas merupakan urutan ungkapan mengenai hakekat diri yang sebenarnya, dimana manusia sebagai makhluk yang sangat lemah dan hina disisi lain dinobatkan sebagai "khalifah" (wakil Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia. Sementara ia terhijab oleh ketinggian derajat manusia yang berasal dari tiupan illahi (QS Al Hijir 28-29).
Ungkapan hakikat manusia mengacu kepada kecenderungan tertentu secara berurutan dalam memahami manusia. Hakikat mengandung makna sesuatu yang tetap, tidak berubah-ubah. Yaitu identitas esensial yang menyebabkan sesuatu menjadi dirinya sendiri.
Al Ghazaly yang hidup pada abad pertengahan tidak terlepas dari kecenderungan umum pada zamannya dalam memandang manusia. Didalam buku buku filsafatnya ia mengatakan bahwa manusia mempunyai identitas esensial yang tetap, tidak berubah-ubah yaitu An nafs (jiwanya). Yang dimaksud an nafs adalah substansi yang berdiri sendiri, tidak bertempat dan merupakan tempat pengetahuan intelektual (al makulat) yang berasal dari alam malakut atau alam amr. Ini menunjukkkan esensi manusia bukan fisiknya dan bukan fungsi fisik. Sebab fisik adalah sesuatu yang mempunyai tempat. Dan fungsi fisik adalah sesuatu yang tidak berdiri sendiri. Keberadaannya tergantung kepada fisik. Alam al amr atau alam malakut adalah realitas diluar jangkauan indra dan imaginasi, tanpa tempat, arah dan ruang. Sebagai lawan dari alam al khalq atau alam mulk yaitu dunia tubuh dan aksiden-aksidennya esensi manusia, dengan demikian an nafs adalah substansi immaterial yang berdiri sendiri dan merupakan subyek yang mengetahui (Bashirah).
Untuk membuktikan adanya substansi immaterial yang disebut an nafs, Al Ghazaly mengemukakan beberapa argumen. Persoalan kenabian, ganjaran perbuatan manusia dan seluruh berita tentang akhirat tidak ada artinya apabila an nafs tidak ada, sebab seluruh ajaran agama hanya ditujukan kepada yang ada (al maujud) yang dapat memahaminya. Yang mempunyai kemampuan bukanlah fisik manusia sebab apabila fisik manusia mempunyai kemampuan memahami, objek-obyek fisik lainnya juga mesti mempunyai kemampuan memahami. Kenyataan tidak demikian. Argumen bersifat keagamaan ini , bagaimanapun tidak dapat meyakinkan orang yang ragu terhadap kenabian dan hari akhirat. Karena untuk mempercayai argumen ini orang terlebih dahulu harus percaya akan kenabian dan hari akhirat.
Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen yang dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan kenyataan faktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-makhluk hidup terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak secara bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang dimiliki jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang memungkinkan berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul membedakan manusia dari segala makhluk lainnya.
Argumen kesadaran langsung yang dikemukakan seorang manusia menghentikan segala aktivitas fisiknya1, sehingga ia berada dalam keadaan tenang dan hampa aktivitas. Ketika ia menghilangkan segala aktivitasnya, menurut Al Ghazaly, ada sesuatu yang tidak hilang di dalam dirinya yaitu "kesadaran" yakni kesadaran akan dirinya. Ia sadar bahwa ia ada. Bahkan ia sadar bahwa ia sadar. Pusat kesadaran itulah yang disebut an nafs al insaniyyat (diri sejati). Dikatakan dalam suatu tafsir shafwatu at tafasir karangan Prof. As Shabuny dalam surat Al Qiyamah ayat 14:
"akan tetapi di dalam diri manusia ada bashirah (yang tahu)."
Kata bashirah ini disebut sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sekalipun sangat rahasia. Ia biasa menyebut diri (wujud)-nya adalah "Aku".
Wujud "Aku" yang memiliki sifat tahu yang memperhatikan dirinya atas perilaku hati, kegundahan, kebohongan, kecurangan, serta kebaikan. Ia tidak pernah bersekongkol dengan perasaan dan pikiran, ia jujur dan suci, sehingga manusia, setan dan jin tidak bisa menembus alam ini karena ia sangat dekat dengan Allah sekalipun manusia itu jahat dan kafir. Adalah pernyataan Allah atas pengangkatan sebagai wakil Allah, sehingga Allah menyebut tentang "Aku" ini sebagai ruh-Ku. Yang oleh As Shabuny sebagai penghormatan yang maha tinggi seperti penghormatan Allah terhadap Baitullah (rumah Allah).
Ketika itu yang disadari bukan fisik dan yang sadarpun bukan fisik. Kesadaran disini tidak melalui alat, tetapi bersifat langsung. Oleh karena itu subyek yang sadar itu jelas bukan fisik dan bukan fungsi fisik melainkan sesuatu substansi yang berbeda dengan fisik.
Mungkin juga dikatakan disini tidak bersifat langsung, tetapi melalui perantara, yaitu melalui perbuatanku. Dalam perbuatanku ada yang mendahului, yaitu kesadaran akan aku yang menjadi subyek perbuatan itu. Kesadaran disini bagaimanapun bersifat langsung dan terlepas dari aktivitas fisik. Dengan demikian subyek yang sadar, yang menjadi esensi manusia itu nyata ada dan merupakan substansi yang berbeda dengan fisik. Hal ini terbukti ketika manusia kehilangan aktivitas pada moment menjelang tidur. Sang "Aku" (kesadaran) mengetahui dengan sadar peristiwa yang dialami pada saat bermimpi. Begitupun Kehidupan keruhanian dalam mendasari kesadaran ihsan dengan menghentikan aktivitas fisik sebagai kendali sahwati, maka yang timbul adalah kesadaran diri yang mampu menembus alam malakut dan uluhiah. Dimana manusia mencapai puncak eksistensi yang sejati. Kesejatian inilah yang di tuntut oleh Allah dalam hal melakukan peribadatan, apakah puasa, zakat, dan shalat. Dengan konteks "ihklaskanlah peribadatanmu dengan tidak melakukan kesyirikan sedikitpun" (QS. Az Zumar 11 & 14). Aktivitas ruhani yang diajarkan oleh Allah adalah peribadatan saum yang mana manusia dalam sementara waktu diwajibkan mengendalikan emosinya dan aktivitas keinginan hawa nafsu selama satu bulan di bulan ramadhan. Selama satu bulan penuh menahan rasa dan keinginan ragawi, samar-samar akan terjadi proses transformasi kejiwaan yang tadinya emosional berubah menjadi ketenangan, dan fisik seolah tidak lagi menuruti keinginannya, sehingga sang fisik mengikuti kehendak-kehendak diri yang sejati. Maka oleh Allah dikatakan mereka itu telah mendapatkan karunia lailatul qadar, dimana ia mampu menembus seluruh semesta ruhani dan kembali sebagai manusia sejati dan fitrah. Keadaan Fitrah ini diungkap Al Qur'an, bahwa apabila telah terjadi fitrah pada diri manusia maka sesungguhnya fitrah itu sama dengan kehendak Allah (QS. 30:30):
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Dalam hal ini manusia tersebut mendapat karunia kepatuhan dan ketaqwaan seperti patuhnya alam semesta serta patuhnya tubuh manusia, dimana dimengerti bahwa tidak pernah dirinya merencanakan ada, kemudian kenapa aku ini laki-laki? Atau nafas ini mengalir keluar masuk tanpa aku kehendaki dan bisakah aku menangguhkan jangan keburu tua dulu. Hal ini merupakan renungan hakiki, kenapa pikiran ini tidak sepatuh alam dan tubuh yang diselimuti kekuasaan Allah. Ia begitu tampak jelas dalam gerakan dan keberadaan alam dan diri ini.
Dengan argumen di atas bahwa an nafs berdiri sendiri dipertegas bahwa ia tidak bertempat, baik didalam badan maupun diluar badan. Karena an nafs bukan materi maka dengan sendirinya tidak mengambil ruang dan tidak mempunyai tempat. Sifat dasar an nafs tidak mengandung kemungkinan bertempat. Artinya pernyataan tempat tidak sesuai dihubungkan kepada an nafs, sebagaimana tidak sesuai sifat mengetahui atau tidak mengetahui diletakkan pada benda mati. Al Ghazaly tidak menerima pandangan bahwa an nafs berada di luar badan. Sebab an nafs dalam keadaan demikian, menurutnya tidak mungkin mengatur badan, tetapi kalau an nafs berada di dalam badan keberatan lain akan timbul. An nafs bertempat di dalam badan tidak terlepas dua kemungkinan, yaitu bertempat pada seluruh badan atau pada sebagiannya saja. Kalau bertempat pada seluruh badan, an nafs semestinya menyusut atau berpindah, jika sebagian anggauta tubuh manusia terpotong dan ini tidak mungkin.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa esensi atau hakikat manusia adalah substansi immaterial yang berdiri sendiri, bersifat illahi (berasal dari alam amr), tidak bertempat di dalam badan, bersifat sederhana, mempunyai kemampuan mengetahui dan menggerakkan badan, diciptakan (tidak kadim) dan bersifat kekal pada dirinya. Ia berusaha menunjukkan bahwa kesadaran jiwa dan sifat-sifat dasarnya tidak dapat diperoleh melalui akalnya saja, tetapi dengan akal dan sara' . Untuk itu selain kutipan ayat 29 surat Al Hijir di atas juga ayat-ayat yang lain yang menerangkan esensi manusia seperti surat Ali Imron 169:
"Jangan engkau sangka orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah itu mati, mereka itu hidup dan diberi rezeki disisi Tuhan."
"Katakan jiwa itu dari amr Tuhanku." (QS. Al Isra 85).
Ayat yang pertama menunjukkan kekekalan jiwa dan ayat yang kedua untuk menunjukkan bahwa ia berasal dari dunia yang sangat dekat dengan Allah, alam amr.
Pembangkitan kesadaran akan diri, dikatakan para ulama kerohanian sebagai ajang mujahadah untuk menemukan kesejatian, dan dengan kesejatian itu pula manusia akan mencapai hakikat "diri" serta terbukanya kebenaran adanya Allah secara hakiki, yakni makrifatullah.
Periode pertengahan kejayaaan Islam di Jawa, berlangsung semaraknya hidup berkerohanian yang dipelopori para dai (wali songo) masa itu. Namun kita melihat kelebihan dan kekurangan metode yang diajarkan, masih banyak menyesuaikan budaya masyarakat kerohanian Hindu. Sehingga peribadatan yang masih tersisa sekarang kelihatan asimilasi peninggalan Hindu dan Budha. Akan tetapi kita melihat dengan jernih ajaran yang disampaikan oleh beliau dengan tetap memurnikan ketauhidan kita kepada Allah. Misalnya dalam mantra berbahasa Jawa, tentang perenungan hakiki manusia serta penyadaran dan pencarian kesejatian yang dikatakan dalam Al Qur'an sebagai "bashirah"(Aku yang mengetahui).
Bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang). Melebu Allah. Metu Allah (masuknya nafas karena Allah ... keluarnya nafas karena Allah). Anekadaken urip iku Allah (yang mengadakan hidup itu Allah). Utek dunungno kodrate Allah (otak letakkan atas kodrat Allah). Ya Hu ... Allah Ya Hu ... Allah Ya Hu ... Allah (ya hu ... Allah ya hu ... Allah ya hu ... Allah). Nabi Muhammad iku utusane Allah (nabi Muhammad itu rasullullah).
Artinya: (perlu diketahui dalam membaca kalimat mantra ini diperlukan penghayatan dan pendalaman makna yang hakiki).
Masuk dan keluarnya nafas ini adalah kodrat Allah yang tidak bisa dicegah. Manusia hanya menerima dengan pasrah atas kekuasaan Allah yang meliputi nafas. Sehingga fikiran ini diajak patuh dan pasrah bersamaan dengan patuhnya nafas tanpa reserve (totalitas). Yang mengadakan hidup pada manusia (semesta) itu adalah Allah. Dimana seluruh makhluk, apakah itu binatang, manusia, tumbuhan serta bumi, matahari semuanya bergerak dinamis atas sifat hidup Allah (Al Hayyu). Otak adalah merupakan bentuk kekuasaan Allah atas manusia, yang mana manusia diwajibkan berfikir dan berkontemplasi untuk menyatakan sebagai wakil Allah (khalifah) maka dengan itu otak harus sesuai dengan kehendak-kehendak Allah (perintah Allah).
Wahai zat yang tidak sama dengan makhluknya.
Aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu rasulullah.
Disini kita melihat sejarah manusia ketika mensikapi atas dirinya dalam pencarian diri sejati secara universal. Al Qur'an telah memaparkan sebelum para pemikir barat memulai
B. Kesadaran Universal
Menghayati mulai dari kesadaran fisik sampai kepada kesadaran transendental dimana sejatinya manusia adalah sesuatu yang bukan fisik. Dengan sejatinya inilah manusia menunaikan kebaktiannya kepada Allah sebagaimana fitrahnya (QS Ar-Rum: 30).
Al Qur'an telah banyak mengungkapkan tentang apa dan siapa manusia sebenarnya. Namun ungkapan ini tidak akan menjadi suatu kesadaran apabila fikiran dan perasaan jiwa kita tidak pernah dibawa ke alamnya secara nyata, bukan teori tasawuf yang sulit dimengerti. Kesadaran dimulai yang sangat sederhana.
Adalah seorang bayi yang tiba-tiba lahir dengan proses alami. Ia lahir bukan karena permintaan dan kehendaknya. Ia tidak mengerti untuk apa dilahirkan. Ia tidak punya apa-apa bahkan telanjang serta malupun tidak punya. Kemudian sekelilingnya memberikan kesadaran secara bertahap. Mulai dari pemberian nama dan identitas kelamin, dan batasan kesadaran yang sangat sempit. Ia dikenalkan dengan dirinya bahwa namanya si Anu dan jenis kelaminnya laki-laki. Diajarkannya pula nama-nama anggota tubuhnya, ini telinga, ini kepala, ini tangan, dan seterusnya.
Kesadaran ini membuat terikat kepada sebatas apa yang ia terima (ketahui). Sehingga sang diri terbelenggu dan tersesat dalam ketidaktahuan siapa yang sebenarnya diri ini. Ada ungkapan rasullullah "barang siapa mencintai sesuatu maka ia akan menjadi hambanya".
Pakaian atau dodot dalam tembang ilir-ilir Sunan Ampel adalah sesuatu yang menimbulkan ikatan pada jiwa seseorang. Dalam filsafat perenial, pakaian adalah sesuatu yang binding (mengikat) dalam jiwa manusia. Jika manusia melakukan sikap yang binding dengan dunia sekelilingnya, jiwanya akan terkungkung dan kebebasannya (kesadarannya) terbelenggu. Oleh karena itu manusia dalam hidupnya harus selalu berusaha melakukan unbinding terhadap dunia sekitarnya. Maksudnya manusia harus mulai menyadari keterbatasan dirinya yang selama ini kita dijerumuskan oleh pengetahuan yang kita dapat, bahwa diri ini hanya terbatas pada mata, telinga, kaki serta anggauta tubuh yang kelihatan. Namun hal ini mustahil kalau saya ungkap secara detail dalam tulisan ini, sebab kesadaran ini harus dilakukan dengan latihan dan pengisian ilmu pengetahuan tentang diri secara imanen transendental (pengalaman langsung).
Mari kita perhatikan tentang apa sebenarnya tubuh ini. Hirupan nafas masuk ke tubuh, lalu sekaligus mengeluarkan zat residu berupa asam arang. Sekadar bayangan kesadaran tentang diri agaknya hal-hal di bawah ini akan menolong kita. Ibaratnya keadaan itu bisa diserupakan dengan penerangan sebuah kota, yang dialirkan oleh sentral listriknya. Perbandingan ini menjadi semakin tajam apabila disadari dengan ilmu bahwa apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari kita pandang (sadari) bentuk tubuh manusia adalah terbatas pada garis nyata. Sehingga kenyataan ini membuat orang tertipu oleh pengetahuan yang ia miliki. Padahal lebih dari yang ia bayangkan, bahwa manusia baik logam, tumbuhan dan gunung adalah sebetulnya terdiri dari suatu untaian kejadian-kejadian atau proses. Dimana segala alam lahir ini tersusun oleh senyawa-senyawa kimiawi yang dinamai zarrah (atom).
Dan atom-atom ini dalam analisa terakhir adalah satu unit tenaga listrik, yang energi positifnya (proton) berjumlah sebanyak energi negatifnya (elektron). Di dalam atom ini, terus-menerus setiap detik terjadi loncatan dan pancaran (charge and park). Itulah semburan-semburan yang tidak ada hentinya dari daya listrik. Maka semburan atau loncatan yang tidak putus-putus dengan kecepatan yang sangat luar biasa ini manusia tidak mampu melihat dengan kasat mata biasa, kecuali dengan kesadaran ilmu yang cukup. Sebagaimana Al Qur'an mengungkap-kan tentang gunung yang dianggap oleh orang awam seperti diam tak bergerak:
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditem-patnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan" (An Naml: 88).
Bagi orang awam sebuah gunung atau pegunungan memang tampaknya kokoh berdiri di tempatnya masing-masing. Jadi kalau benda-benda termasuk manusia yang dalam surat Al Hijir 28-29 diciptakan dari esensi alam. Maka benarlah apa yang kita namai benda adalah sebuah bongkahan besar "runtutan peristiwa" loncatan listrik. Maka disini tidak sama sekali dijumpai lagi suatu yang padat atau baku (tetap). Bahan yang dipakai untuk pembentukan alam dan manusia bukanlah benda atau zat-zat akan tetapi ialah "aksi" yaitu aliran berangkai dari peristiwa-peristiwa. Tidaklah mengherankan bahwa dari bahan-bahan yang sangat labil ini terbentuklah alam yang selalu berubah-ubah, menjelma dari bentuk ke bentuk mengikuti suatu proses evolusi.
Sampai disini kesadaran kita sampai kepada tahapan yang agak abstrak, dimana penglihatan kita malah seakan-akan kehilangan penglihatan dimana bentuk tubuh yang selama ini kita sadari. Jelas hal ini membigungkan kesadaran yang telah lama terpatri.
Namun kita telah mencoba melakukan pembangkitan kesadaran yang lebih luas. Yaitu kesadaran dimana tubuh bukanlah apa yang kita lihat seperti ini. Tubuh adalah susunan inti materi yang setiap saat berubah dan berganti. Terbatasnya kesadaran bahwa badan bukan lagi sekedar tangan, kaki, kepala. Akan tetapi berubah meluas menjadi kesadaran universal, yaitu kesadaran yang tidak ada batas. Pada tingkat kesadaran ini kita agak bingung, yang mana sebenarnya wujud ini sebenarnya. Karena setelah ditelusuri secara rinci, bahwa badan yang tadinya disadari sebagai sosok laki-laki atau wanita yang punya rupa cantik dan gagah. Pelan-pelan terhapus oleh kesadaran yang lebih luas, yaitu kesadaran jagat raya atau disebut kesadaran makrokosmos. Bahwa wujud badan ini tidak lagi sesempit dulu, aku tidak lagi sebatas kepala, tangan, dan kaki saja. Akan tetapi badanku adalah angin yang bergerak, atom-atom yang bertebaran serta bergantian saling tukar dengan benda-benda yang lain, badanku adalah butiran-butiran zarrah yang saling mengikat, ya ... aku saling ikat dengan tumbuhan, binatang, bumi serta dengan angkasa yang maha luas. Badanku adalah jagad raya. Dimana kesadaran sudah berubah luas dan menjadi satu kesatuan dengan lingkugan kita. Kesadaran ini akan memudahkan mengidentifikasikan siapa diri sebenarnya. Setelah tahu esensi badan ini. Yaitu kesadaran hakiki yang menggerakkan dan mengatur alam semesta. Dikatakan dalam Al Qur'an:
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah -(atau tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mempergunakan akal". (QS An Nahl 12).
Sebenarnya di dalam ayat ini tercantum juga ungkapan bahwa Allah menundukkan dan mengatur kelakuan matahari, bintang dan bulan dengan perintah-Nya. Peraturan inilah yang diikuti oleh seluruh alam semesta (makrokosmos), bagaimana ia harus bertingkah laku. Ia juga disebut hukum alam, atau peraturan yang diikuti oleh alam. Lebih jelas lagi bila kita baca ayat 11 surat Fushilat:
"Kemudian Dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau dengan terpaksa". Jawab mereka: "Kami mengikuti dengan suka hati".
Ayat ini membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala perintah dan peraturan sang pencipta. Dan peraturan yang telah ditetapkan Allah itu tidak berubah selamanya, seperti yang telah ditegaskan dalam ayat 23 surat Al Fath:
Artinya: "Sebagai sunatullah (atau peraturan Allah) yang telah berlaku sejak dahulu, sekali-kali kamu tak akan menemukan perubahan bagi sunatullah (atau hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah) itu.
Apabila zat-zat, tubuh manusia dan benda-benda dalam alam sudah dipahami sebagai rangkaian kejadian-kejadian, serta menurut kemauan sunatullah. Maka sebenarnya atom-atom atau zarrah bergerak bukan atas kemauannya sendiri, akan tetapi ada sosok yang bukan dirinya. Dimana atom-atom itu bergerak mengikuti kekuatan yang maha besar. Benda-benda kecil itu hanya patuh terhadap yang tidak bisa diperbandingkan dengan sesuatu. Wujud itu begitu absolut. Ternyata benda-benda ini mati. Akan tetapi ia bergerak dan dihidupkan oleh suatu kuasa yang maha besar. Itulah metakosmos yang hidup, yang perkasa, yang meliputi segala benda. Ialah Rabbul alamin ...
Pada kesadaran ini sebaiknya kita berhenti sejenak dan jangan dipahami dengan pemikiran yang berlarut-larut. Biarkan Allah yang akan menuntun hati dan pengetahuan tentang ilmu selanjutnya dengan tetap mematuhkan jiwa dan tubuh kita kehadirat Allah yang maha suci. Apabila kita meluruskan pandangan jiwa dan tubuh kita terhadap perintah-perintah-Nya (Ad dien) serta menundukkan dan memasrahkan segala ketaatan. Tubuh ini akan taat seperti taatnya alam semesta tanpa kita rekayasa, ia akan hidup seperti hidupnya alam, serta ia akan teratur seperti teraturnya matahari serta planet-planet yang tidak berbenturan. Ia akan patuh seperti patuhnya malaikat. Demikianlah justru menurut pikiran logis, bahwa adanya diri (mikrokosmos), dan alam semesta (makrokosmos), telah mengajak kesadaran untuk sampai kepada pembuktian adanya Allah yang maha ghaib (metakosmos).
Pada pembahasan kali ini, mungkin ada hal-hal yang menyulitkan pembaca memahami hakikat diri. Untuk itu maka selanjutnya penulis akan mengajak para pembaca masuk ke dalam dunia yang lebih kongkrit, yaitu bagaimana melakukan dan memasuki dunia rohani dengan benar. Pada bab-bab berikutnya akan saya untai praktek-prakteknya dan pembaca bisa mengikuti dengan seksama.

Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain

John D Dale Carnegie
Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain
How to Win Friends and Influence People

Bagian Satu

Tekhnik - tekhnik Dasar Dalam Menangani Manusia

Bab Satu

“Kalau Anda Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang Sarang Lebahnya”

John Wanamaker, pendiri toko-toko Amerika yang memakai namanya, pernah mengakui: “Saya sudah belajar tiga puluh tahun yang lalu bahwa sungguh bodoh untuk memarahi orang lain. Saya sudah mempunyai cukup banyak masalah dalam mengatasi keterbatasan saya sendiri tanpa memperdulikan fakta bahwa Tuhan tidak membagikan secara merata kemampuan intelegensi seseorang.”

Kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya dan membangkitkan rasa benci.

B. F. Skinner, seorang psikolog terkenal di dunia, membuktikan lewat pengalaman-pengalamanya bahwa seekor binatang yang diberi hadiah karena tingkah laku baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif, dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk.

Hans Seyle, seorang psikolog besar lainnya berkata, “Kehausan kita akan persetujuan, sama besarnya dengan ketakutan kita kepada kritik.”

Mereka yang bersalah menyalahkan orang lain selain diri meraka sendiri, begitulah sifat manusia. Mari kita sadari bahwa kritik itu seperti merpati pos. Mereka akan kembali pulang. Mari kita sadari bahwa orang yang akan kita koreksi dan caci maki mungkin akan mempertahankan dirinya, dan membalas mencaci kita.

Tatkala kita berurusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita tidak berurusan dengan makhluk logika. Kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong.

Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh – dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.

“Seseorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya”, ujar Carlyle, “dari cara dia memperlakukan orang kecil.”

Sebagai ganti dari mencerca orang, mari kita coba untuk mengerti mereka. Mari kita berusaha mengerti mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu jauh lebih bermanfaat dan menarik dari pada kritik, dan melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati. “Untuk benar-benar mengenal semua, kita harus memaafkan semua.”

Seperti yang dikatakn Dr. Johnson: “Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya.”

Prinsip 1

Jangan mengeritik, mencerca atau mengeluh.

Bab Dua

Rahasia Besar Dalam Berurusan Dangan Manusia

Sigmund Freud berkata bahwa segala yang Anda dan saya kerjakan, berasal dari dua motif: desakan seks dan hasrat untuk menjadi besar.

John Dewey, salah seorang filsuf Amerika yang paling terkenal, mengungkapkan dengan cara agak berbeda. Dr. Dewey berkata bahwa desakan yang paling dalam pada sifat dasar manusia adalah “hasrat untuk menjadi penting”. Ingatlah ungkapan itu: “hasrat untuk menjadi penting”.

Lincoln pernah memulai satu suratnya dengan mengucapkan: “Setiap orang menyukai pujian”. William James berkata: “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia tidak menyebutkan sebagai satu “harapan” atau “hasrat” atau “dambaan” untuk dihargai. Dia mengatakan “kebutuhan”.

Ini adalah satu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan, dan individu langka yang benar-benar dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya dan “bahkan pengurus pemakaman akan menyesal tatkala dia meninggal”.

. Rockeffeller memperoleh perasaan penting dengan memberi sumbangan untuk membangun sebuah rumah sakit modern di Peking, Cina. untuk merawat jutaan orang miskin yang belum pernah dilihatnya dan tidak akan ditengoknya. Sebaliknya, Dillinger, memperoleh perasaan pentingnya dengan menjadi bandit, perampok bank dan pembunuh. Tatkala para agen FBI memburunya, dia memaksa masuk ke sebuah rumah petani di Minnesota dan berkata, “Saya Dillinger!” Dia bangga akan fakta bahwa dia adalah Musuh Masyarakat Nomor Satu. “Saya tidak akan menyakiti kalian, tapi saya Dillinger!” ujarnya.

Ya, satu perbedaan penting antara Dillinger dan Rockeffeller adalah dalam cara bagaimana mereka memperoleh perasaan penting.

Manusia kadang-kadang menjadi cacat dalam usahanya memperoleh simpati dan perhatian, dan mendapatkan perasaan penting.

Beberapa bukti menyatakan bahwa manusia bisa benar-benar menjadi gila dalam usahanya mendapatkan perasaan penting, ketika mereka merasa diabaikan dalam dunia nyata yang kejam ini. Di Amerika lebih banyak pasien yang menderita karena sakit jiwa dibandingkan yang disebabkan penyakit-penyakit fisik lain digabungkan menjadi satu.

Apa penyebab kegilaan?

Sebenarnya, sekitar setengah dari penyakit jiwa dapat dikaitkan dengan penyebab-penyebab fisik. Namun separuh lainnya - dan ini merupakan bagian yang menarik dari kisah ini – separuh lainnya dari manusia yang menjadi gila ini sudah jelas tidak ada hubungannya secara organis dengan sel-sel otak mereka. dalam beberapa pengujian post-mortem, tatkala jaringan otak mereka diteliti dibawah mikroskop yang sangat handal, jaringan-jaringan ini ternyata ditemukan sama sehatnya dengan milik Anda dan saya.

Jadi, mengapa orang-orang ini menjadi gila?

Saya ajukan pertanyaan itu pada kepala dokter di salah satu rumah sakit jiwa. Dia menyampaikan kepada saya dengan terus terang bahwa dia tidak tahu mengapa manusia menjadi gila. Tapi dia memang mengatakan bahwa banyak orang yang menjadi gila ini memperoleh perasaan penting dalam kegilaan mereka itu, yang tidak mampu mereka peroleh dalam dunia nyata.

Salah satu orang pertama dalam perusahaan Amerika yang diberi gaji lebih dari satu juta dollar setahun (dimana saat itu belum ada pajak pandapatan dan setiap orang yang mendapat lima puluh dollar seminggu dianggap sudah cukup baik), adalah Charles Schwab. Dia dipilih oleh Andrew Carnegie.

Mengapa Andrew Carnegie membayar sejuta dollar tiap tahun? Chrales Schwab mengatakannya sendiri kepada saya bahwa dia mempunyai banyak orang yang bekerja untuknya dan mereka tahu lebih banyak tentang rekayasa baja dari pada dirinya.

Schwab menceritakan bahwa dia dibayar dengan gaji sebesar ini, sebagian besar adalah karena kemampuannya dalam berhubungan dengan manusia. Bagaimana dia melakukan ini? Inilah rahasianya, kata-kata yang memiliki semua arti dan mengubah hidup Anda dan saya:

“Saya menganggap kemampuan saya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain”, ujar Schwab, “adalah aset paling besar yang saya miliki, dan cara saya mengembangkan hal terbaik dalam diri seseorang adalah dengan menghargai dan mendorong semangatnya.

“Tidak ada hal lain yang sangat membunuh ambisi seseorang selain kritik dari mereka yang merasa lebih tinggi. Saya tidak pernah mengkritik siapapun. Saya percaya dengan memberi insentif kepada seseorang di tempat kerja. Jadi, saya suka memberi penghargaan namun segan mencari kesalahan. Kalau saya menyukai sesuatu, saya sepenuh hati dalam penerimaan saya dan royal dalam memberi ujian.”

Itulah yang dilakukan Schwab. Tapi apa yang rata-rata dilakukan orang? Tepat berlawanan dari itu. Kalau mereka tidak menyukai sesuatu; mereka menyalahkan bawahan mereka. Kalau mereka benar-benar menyukainya, mereka tidak mengatakan apa-apa. Seperti yang disampaikan pepatah lama ini: “Sekali saya mengerjakan hal buruk, saya mendengarnya selamanya. Dua kali saya berbuat baik, saya tidak pernah mendengarnya.”

“Dalam hubungan saya yang luas dengan kehidupan, bertemu dangan banyak orang besar di berbagai bagian dunia,” Schwab menyatakan, “saya belum pernah menemukan seseorang, betapapun hebat atau berpengaruh posisinya, yang mau berusaha lebih keras untuk memberi semangat persetujuan dibandingkan dengan yang akan mereka lakukan pada saat mengkritik.”
Apa Kecerdasan Itu?
Kecerdasan dapat kita pahami sebagai kemampuan sesorang untuk melakukan sesuatu. Kemampuan manusia seringkali hanya diukur dari segi kognitif semata, yaitu hal-hal yang dapat diukur dengan angka.

Contoh mudahnya adalah bagaimana ketika anak-anak menerima buku rapor. Banyak orang yang mengambil kesimpulan bahwa anak tersbut cerdas, bilamana nilai-nilanya sangat membanggakan. Begitu juga sebaliknya. Atau lebih sempit lagi, pada usia dini kecerdasan hanya diukur dari kelancaran baca-tulis, kelancaran berbicara dan berhitung.

Kecerdasan atau kemampuan manusia sebenarnya sangat beragam. Dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
2. Kecersanan Emosional (Emotional Quotient)
3. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)

Mengapa selama ini hanya kecerdasan intelektual saja yang dibangga-banggakan oleh masyarakat dan diri kita?

Apakah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itu tidak peting?
Lalu apa sebenarnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itu?

Kecerdasan Spiritual (SQ)
Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya.

Kecerdasan Emosional (EQ)
Dalam kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

Selama ini EQ kurang diajarkan pada anak-anak, sehingga kemampuan anak untuk mencinta dan dicinta oleh sesama menjadi kendala dalam bergaul dan berteman. Dan kesulitan dalam bermasyarakat berawal dari kurangnya kecerdasan emosional kita.

Kecerdasan Intelektual (IQ)
Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita. Bagaimana dengan otak sebelah kanan?

Mansusia siapapun dia, adalah manluk yang diciptakan Tuhan dan telah mengikat perjanjian dengan-Nya, bahwa dia adalah mahluk-Nya. Pada saat ruh ditiupkan oleh Sang Pencipta, manusia dibekali dengan sifat-sifat yang mulia untuk bekal hidupnya. Sifat-sifat yang ditiupkan Tuhan itulah fitrah yang dibawa lahir di dunia. Jadi ketika manusia telah menjadi janin dan lahir di dunia ini dia telah memiliki fitrah yang suci, fitrah dari Tuhannya.

Oleh karena itulah fitrah manusia harus selalu dijaga agar tidak terkotori dan teracuni oleh sifat-sifat syaitan yang sering kita sebut dengan nafsu manusia. Yaitu: dengki, sombong, dusta, malas, berlebihan dan lain sebagainya. Namun kita sering menyebutnya itu adalah manusiawi. Sebenarnya hal-hal tersebut adalah sifat-sifat syaitan yang dikirim syaitan sejak manusia lahir ke muka bumi ini.

Mana Yang Harus Didahulukan?
Untuk menjaga fitrah, maka perlu dilakukan pengenalan kembali tentang siapa Tuhannya, bagaimana kita sebagai mahluk Tuhan harus menjalankan hidup di dunia ini, bagaimana agar kita dicintai oleh Tuhan. Itulah kecerdasan spiritual.

Dengan mengenal siapa Tuhannya dan bagaimana agar dicintai Tuhan serta mahluk-Nya. Maka karakter ini perlu dibentuk atau ditanamkan terlebih dahulu sebelum kita mendapatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Dengan itu insyaallah, kita akan tahu bahwa kecerdasan yang kita miliki adalah untuk menjalankan perintah-Nya. Bukan untuk hal-hal yang akan membawa bahaya bagi diri kita, orang lain dan mahluk lainnya yang ada di sekitar kita. Bagaimana menurut Anda?

Daftar Bacaan:
Daniel Golman, Kecerdasan Emosional, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Maurice J. Elias, Steven E. Tobias, Brian S. Friendlander, Cara-cara Efektif Mengasuh Anak Dengan EQ, Bandung: Kaifa, 2000.
www.fedus.org.