Kamis, 17 Juni 2010

Where did we come from?

Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say " Life is too short"
"The here and the now"
And " You`re only given one shot"
But could there be more
Have I lived before
Or could this be all that we`ve got?

(spririt carries on - dream theater)


Sepenggal awal lirik lagu ini sebenarnya merupakan pertanyaan yang selalu ada di benak kita yang mau berpikir. Pertanyaan yang sering mengganggu setiap perjalanan kita, termasuk perjalanan hidup ini. Mungkin bisa juga disebut pertanyaan usil namun penting, karena hingga kini disaat ilmu pengetahuan sudah jauh berkembang belum ada sebuah konsensus secara berjamaah yang memutuskan jawabannya.

Ketika sudah tidak mampu lagi menterjemahkan sesuatu hal, maka kita akan menyebutnya dengan Misteri. Tapi banyak orang yang ketika dihadapkan dengan sebuah misteri maka dia akan takluk dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Yang muncul kemudian adalah sikap pasrah dengan kondisi yang ada, tidak mau berbuat apa-apa lagi karena merasa awal dan akhir sebuah kehidupan tidak mampu mereka ketahui. Lalu ketika sudah berhadapan dengan Misteri kehidupan, maka kita kemudian akan menjadi manusia yang tidak mampu melihat, mendengar dan membaca tanda-tanda kehidupan. Dan kita sebutlah ketidakberdayaan itu menjadi sebuah bentuk kebetulan. Padahal tidak ada yang kebetulan dari setiap kejadian yang kita alamani. Hanya karena ketidakmampuan kita menterjemahkan Misteri itu saja kita menyebutnya kebetulan. Lalu haruskah menyerah dengan keadaan ketidakmampuan menterjemahkan misteri kehidupan itu?!

Suatu ketika, saat seorang sahabat kehidupan berdialektika secara imajiner dengan dirinya sendiri, dan muncullah sebuah kesimpulan sederhana tentang kehidupan. Bahwa ada orang yang sudah berjuang dengan sekuat tenaga, berjalan pada sebuah lintasan kecerdasan dan melewati lorong keikhlasan, toh akhirnya ketika Sang Waktu membuka tabir misterinya berujung pada hasil kegagalan. Tapi ada orang yang hanya membutuhkan sedikit usaha tanpa tenaga, berjalan pada sebuah lintasan keberuntungan, dan melewati lorong keangkuhan namun Sang Waktu membuka tabir misterinya dengan sebuah kesuksesan. Lalu, adilkah itu?

Bagi sahabat kehidupan menganggap itu adalah ketidakadilan dan bentuk lain dari pendzoliman. Tapi bagi Misteri kehidupan, menganggap itu adalah sebuah bentuk keadilan. Bahkan keadilan paling hakiki sebenarnya. Karena Manusia Pejuang dan Manusia Beruntung juga tidak pernah tahu awal dan akhir dari sebuah misteri kehidupan. Mereka sama-sama bergerak dengan cara masing-masing tanpa juga saling mengetahui akhir dari perjalanan kehidupan mereka sendiri.

Yaaaaah,,, begitu lah realitas kehidupan sebenarnya. Tidak selamannya mereka-mereka yang menanam benih lalu kemudian juga akan menuai buahnya. Bisa saja buah itu matang disaat si penanam tidak ditempat. Atau bisa saja ada anak kecil yang kebetulan lewat lalu mencurinya. Atau bisa saja takdir menghendaki buah itu mati sebelum ia matang. Begitu juga pejuang pejuang kemerdekaan, mereka juga tidak pernah tahu apakah negara ini sudah merdeka atau belum disaat peluru kematian hinggap di tubuh mereka.

Tapi paling tidak,,, ada keindahan menjadi pejuang menaklukkan misteri kehidupan ini. Kita akan belajar bagaimana sebuah proses dari awal menuju akhir itu sendiri. Dalam proses menjalani awal dan akhir kehidupan itu kita akan banyak melihat, mendengar, dan membaca tanda-tanda kehidupan yang bagi banyak orang tidak mampu mereka terjemahkan. Dan dengan anugrah bisa melihat, mendengar dan membaca tanda kehidupan itu akan memudahkan kita melalui jalan kehidupan yang penuh misteri ini.

Keindahan lain dari menjadi pejuang kehidupan ini adalah kita akan melalui setiap proses dengan konsisten dan tidak terburu-buru. Sikap tidak konsisten dan buru-buru itu akan membawa kita menghilangkan banyak sekali keindahan dalam melalui proses kehidupan ini. Seperti saat kita mengendarai mobil dengan kencang, kita tidak akan mampu melihat keindahan pemandangan disisi kita. Banyak pelajaran tentang hidup yang bisa kita dapatkan dengan memperhatikan lingkungan disekitar kita, dan itu hanya bisa dilakukan tanpa buru-buru.

Kembali ke penggalan lirik lagu diatas,,, kita tidak pernah tahu bagaimana awal dan akhirnya kehidupan ini. Tiga pertanyaan usil tapi penting tentang kehidupan (dari mana kita sebelum lahir, mengapa kita ada disini dan kemana kita setelah mati nanti) menyimpan bagian-bagian gelap yang tidak mampu dipecahkan. Maka cara tercerdas yang harus dilakukan adalah terus berikhtiar dan berjuang memecahkan misteri kehidupan dengan menjadi Pejuang Kehidupan dan menikmati keindahan dari proses perjuangan itu. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa keindahan itu adalah bahasanya Tuhan. Artinya jika kita sudah bisa melihat keindahan dari sebuah perjuangan, walaupun perjuangan itu berat maka sebenarnya kita sudah berkomunikasi dengan Tuhan kita, pemilik dari Misteri Kehidupan ini.
Aku ingin menjadi ombak yang akan terus bergerak dan
Aku ingin menjadi samudera yang mampu menampung segalanya

Sumber: Intelektualkuldesak.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar